Pelangi monochrome menemani sore saya, ditemani suara hujan delapan bit. Hanya di dunia 2 dimensi ini hati begitu simetris kotak bidangnya.
Popular Posts
-
“Sudah berapa lama kamu tinggal di Indonesia?” “Apa yang sudah kamu lakukan untuk daerahmu?” Dari kedua pertanyaan tersebut, tent... -
Tatap muka memang bukan keahlianku, tapi melihat punggungmu menjauh adalah kesanggupan yang mustahil. -
Maka pergilah ke tempat-tempat baru. Lalu ceritakan padaku tentang cahaya di tiap2nya. Semoga masih aku yg paling terang, tempat berpu... -
Tak kusahut panggilanmu, semoga aku tidak tuli sesungguhnya. Menoleh ke arahmu, menjadikan aku masa lalu yang tak bisa amnesia. -
Lihat sisa rintik hujan dijendelaku, berbaris rapi menyusun kenangan tentang basah tanah yang meninggalkan jejak sepatumu. Mereka sam... -
Egoisme Kehilangan Pagi tak pernah terlalu pagi, waktu untuk bangun Malam tak pernah terlalu malam, waktu untuk lelap. Kamu tak pe...
-
Matahari mulai tumbang di kaki langit, menyisakan aku dan sesuatu yang paling mungkin kau tinggalkan. Apa itu namanya? Kenangan kalau tidak ...
-
Entah senin atau pergimu yang menjadikanya hambar, kecupan yang hampir akhir.
-
Dasar Orang Aneh tok..tok..tok... orang aneh mengetuk hati tuan yang keras keras sekali sampai memar dan berdarah-darah tangannya tak ...
-
Siapa kira pada akhirnya aku jatuh pada rayuan kopi hitam, panas, pahit. Melupakan cokelat hangat yang dulunya paling setia aku minum. Ter...
No comments: