Sentuhan Inovasi di Desa Wisata Kunjir



“Sudah berapa lama kamu tinggal di Indonesia?”
“Apa yang sudah kamu lakukan untuk daerahmu?”

Dari kedua pertanyaan tersebut, tentunya kamu akan dapat dengan mudah menjawab pertanyaan yang pertama. Lalu, bagaimana dengan pertanyaan yang kedua? Apakah kamu juga bisa menjawabnya? Jika belum bisa menjawabnya, mungkin kisah yang akan saya ceritakan di bawah ini dapat memberikan inspirasi.

Berdasar kepada kedua pertanyaan di atas, 13 orang pemuda asal lampung yang diketuai oleh Rizky Kurnia Wijaya membentuk sebuah komunitas sosial bernama Jalan Inovasi Sosial (JANIS). Komunitas ini dibentuk dengan tujuan untuk memberikan wadah kepada pemuda-pemudi Lampung yang ingin berkontribusi nyata bagi daerahnya melalui inovasi-inovasi sederhana namun tepat guna. Setelah mengumpulkan beberapa orang relawan, kegiatan mereka di awali dengan mencari desa-desa potensial yang ada di tanah Lampung untuk kemudian dikembangkan melalui inovasi-inovasi sederhana yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat di desa tersebut.

Relawan Jalan Inovasi Sosial

Sebagai pilot projek, mereka memilih desa Kunjir yang terletak di kabupaten Lampung Selatan. Desa ini dipilih karena memiliki potensi yang amat besar di bidang pariwisata. Namun sayangnya, masyarakat di desa tersebut belum sadar akan potensi yang dimiliki oleh desa mereka. Ditambah lagi kecintaan masyarakat terhadap lingkungan sekitar masih sangat minim sehingga objek-objek wisata yang ada di sana tampak kurang menarik karena banyaknya sampah yang berserakan. Tak heran bila desa ini jarang dilirik oleh pengunjung meskipun memiliki potensi keindahan alam yang mempesona.

Sebagai solusi dari berbagai permasalahan tersebut, akhirnya komunitas JANIS menawarkan sebuah gagasan kepada otoritas setempat untuk menjadikan desa Kunjir tersebut sebagai desa wisata. Setelah disetujui, mereka memulai projek awal mereka pada November 2015. Pada projek awal ini fokus mereka adalah untuk mengembalikan kesadaran masyarakat akan potensi yang dimiliki desa mereka dan meningkatkan kecintaan masyarakat akan kelestarian lingkungan sekitar.

Inovasi sederhana yang mereka berikan adalah pembangunan icon wisata berupa bangunan berbentuk Siger khas Lampung yang disusun dari ribuan botol bekas. Para relawan JANIS mengajak masyarakat setempat untuk bergotong royong memungut sampah botol plastik dan menyulapnya menjadi sebuah karya indah yang akan menjadi landmark dari desa wisata Kunjir.


Pengumpulan Limbah Botol Bekas
Proses Penyusunan Botol ke Dalam Kerangka Eco-brick
Hasil Akhir Eco-brick Siger Lampung

Inovasi selanjutnya yang diberikan oleh teman-teman relawan JANIS adalah dibuatnya website dan sosial media khusus untuk Desa Wisata Kunjir dengan tujuan menyampaikan kabar baik kepada masyarakat luas bahwasannya ada sebuah desa di Lampung yang memiliki keindahan alam yang luar biasa. Tidak hanya itu, di laman website www.desawisatakunjir.com juga dijelaskan informasi mengenai kebudayaan, adat istiadat, kerajinan tangan, serta potensi kearifan lokal lainnya yang ada di desa Kunjir sehingga bisa menarik lebih banyak wisatawan untuk berkunjung ke desa tersebut.

Tampilan website Desa Wisata Kunjir

Setelah diterapkannya beberapa inovasi sederhana tersebut, akhirnya desa Kunjir resmi menyandang gelar baru sebagai “Desa Wisata Kunjir” pada tanggal 15 November 2015. Sejak saat itu, pengunjung yang datang ke desa tersebut pun semakin banyak. Menurut warga sekitar, awalnya pengunjung di Desa Kunjir hanya 10—20 orang/pekan namun kini meningkat pesat hingga 100 orang/pekan bahkan beberapa kali ada juga wisatawan asing yang berkunjung ke sana.


Peresmian Desa Wisata Kunjir

Setelah wisatawan yang datang semakin membeludak, masyarakat pun kini terdorong untuk terus melestarikan desa. Warga sekitar pun mendapat kesempatan kerja tanpa harus pergi ke kota. Terbukti dengan banyaknya masyarakat di sana yang mulai membuka penyewaan kapal, penjualan souvenir, kerajinan tangan dan makanan.

Beragam Jasa dan Kerajinan Tangan di desa Wisata Kunjir

Tidak disangka, dari inovasi sederhana yang diberikan oleh komunitas Jalan Inovasi Sosial (JANIS) bisa memberikan dampak yang luar biasa serta merubah kualitas hidup masyarakat di Desa Kunjir secara perlahan. Sampai saat ini, komunitas ini masih rutin mengadakan projek-projek lanjutan mulai dari penyuluhan sadar wisata, pelatihan kerajinan tangan, festival budaya, bazaar, pembentukan socioentrepreneurship, dan beragam kegiatan inovatif lainnya.

Penyuluhan Sadar Wisata

Peresmian Galeri Kerajinan Tangan, Pembuatan Peta Wisata, dan Eco-Trashbin

Festival Gunung Rajabasa
Rencananya, di tahun mendatang komunitas ini akan mencari desa-desa potensial lainnya untuk dikembangkan sehingga nantinya akan muncul lebih banyak lagi desa mandiri di bumi Ruwa Jurai.

Cerita di atas adalah salah satu bukti dan aksi nyata dari pemuda-pemudi bangsa yang peduli dan mau berkontribusi untuk Indonesia melalui Inovasi sederhana namun tepat guna. Ini adalah salah satu contoh Inovasi Daerah yang lahir dari kepedulian dan kesadaran pemuda akan potensi yang dimiliki oleh daerah mereka. Semoga cerita singkat  ini bisa menginspirasi lebih banyak lagi pemuda Indonesia untuk mau peduli dan mau berkontribusi nyata.

Jadi, apa yang sudah kamu lakukan untuk daerahmu?



Artikel ini diikutsertakan pada Kompetisi Menulis Blog Inovasi Daerahku - https://www.goodnewsfromindonesia.id/competition/inovasidaerahku

No comments:

Powered by Blogger.